Bubur Pecel Magetan Rasa Sensasional
Sensasional. Tak berlebihan jika saya katakan begitu. Ini pengalaman pertama saya makan bubur pecel. Ada bubur berbasis sayuran paling terkenal, bubur Manado alias Tinutuan. Namun rasa bubur pecel ini sungguh sensasional. Sungguh saya tak menyangka akan menemukan makanan yang enak sekali pagi itu. Memang menjadi kebiasaan saya mencoba masakan khas daerah tertentu. Sekira pukul 06:30, selepas mengunjungi Candi Sadon. Candi peninggalan zaman Hindu dapat dilihat dari yoni dan lingga yang merupakan ciri candi Hindu. Candi Sadon terletak hanya beberapa kilometer di luar pusat kota Magetan. Kota Magetan yang berada di lereng dan lembah Gunung Lawu memang sejuk. Kota ini juga bersih dan teratur. Kota wisata yang dekat dengan Magetan adalah Cemoro Lawang tempat Telaga Sarangan berada.
Dalam perjalanan menyusuri Kota Magetan dari arah Maospati, Madiun, saya mencari makanan khas Magetan yang sekiranya unik. Beberapa makanan saya tengok di sepanjang jalan menuju ke arah Cemoro Lawang. Akhirnya saya pilih satu tempat makan, tepatnya di Jalan Raya Telaga Sarangan - Plaosan saya singgah di Warung Makan Lumintu. Berbagai menu sarapan pagi tersedia. Pilihan jatuh pada bubur. Selain makanan ini ringan yang cocok untuk sarapan pagi, saya tertarik pada sayur lodeh khas kampung. Sayur lodeh itu berisi sayuran dan tempe. Masakannya tidak terlalu kental dengan santan.
Sekilas biasa saja bubur itu. Pemilik warung menawarkan saya makan bubur pecel. Saya memang paling senang mencoba hal baru. Baiklah. Jadilah bubur itu diberi sayur semacam lodeh bersantan ringan, ditambah dengan sayuran sawi dan daun uban ramban - sejenis sayur berupa rumput yang tumbuh sebagai gulma di sawah. Bubur itu ditambah lagi trancam berisi irisan kecil ketimun, bawang merah dan daun seledri, membuat bubur ini serasa segar dan enak. Terlebih lagi tempe goreng hangat khas Magetan disajikan mendampingi bubur pecel. Selain itu kerupuk karah atau legendar menemani bubur pecel Magetan ini. Sungguh nikmat dan rasanya sangat pas untuk sarapan pagi di kota yang berhawa sejuk itu.
Selain itu, nasi pecel dengan aneka lauk disajikan dan lagi-lagi masakannya terasa enak. Biasanya di Jawa banyak makanan yang cenderung manis. Namun masakan di warung ini tidak dominan manis. Sungguh cocok dinikmati secara umum. Selamat mencoba masakan khas Magetan ini. Dijamin enak. Harganya pun sangat murah.
Dalam perjalanan menyusuri Kota Magetan dari arah Maospati, Madiun, saya mencari makanan khas Magetan yang sekiranya unik. Beberapa makanan saya tengok di sepanjang jalan menuju ke arah Cemoro Lawang. Akhirnya saya pilih satu tempat makan, tepatnya di Jalan Raya Telaga Sarangan - Plaosan saya singgah di Warung Makan Lumintu. Berbagai menu sarapan pagi tersedia. Pilihan jatuh pada bubur. Selain makanan ini ringan yang cocok untuk sarapan pagi, saya tertarik pada sayur lodeh khas kampung. Sayur lodeh itu berisi sayuran dan tempe. Masakannya tidak terlalu kental dengan santan.
Sekilas biasa saja bubur itu. Pemilik warung menawarkan saya makan bubur pecel. Saya memang paling senang mencoba hal baru. Baiklah. Jadilah bubur itu diberi sayur semacam lodeh bersantan ringan, ditambah dengan sayuran sawi dan daun uban ramban - sejenis sayur berupa rumput yang tumbuh sebagai gulma di sawah. Bubur itu ditambah lagi trancam berisi irisan kecil ketimun, bawang merah dan daun seledri, membuat bubur ini serasa segar dan enak. Terlebih lagi tempe goreng hangat khas Magetan disajikan mendampingi bubur pecel. Selain itu kerupuk karah atau legendar menemani bubur pecel Magetan ini. Sungguh nikmat dan rasanya sangat pas untuk sarapan pagi di kota yang berhawa sejuk itu.
Selain itu, nasi pecel dengan aneka lauk disajikan dan lagi-lagi masakannya terasa enak. Biasanya di Jawa banyak makanan yang cenderung manis. Namun masakan di warung ini tidak dominan manis. Sungguh cocok dinikmati secara umum. Selamat mencoba masakan khas Magetan ini. Dijamin enak. Harganya pun sangat murah.
0 komentar:
Posting Komentar